Taukah kawan kalau dunia ini berputar..
Laksana putaran jingga yang semakin berpendar di barat...
Hanya bisa tersenyum memandangi tiap jejak langkah yang tertinggal kemarin
Memandang tiap penggal kenangan yang kuikat dengan senyuman...'
Ah...
Kali ini putarannya menyeruak pelangiku...
Spektrumku tak memutih akhirnya,
Semoreng kelabu pun hijau mengintip disana-sini...
Kenapa waktu lupa setiap detiknya tuhan?
Kadang ingin kurobek tiap jeda cerita yang terpisah dengan nama kemarin...
Sepertinya terlihat lebih indah daripada hari ini,
atau mungkin sekedar perasaanku saja,
Hari ini aku diredam dinginnya hujan yang deras mengguyur..
Melantakan sudut cerita yang susah payah kubangun hari ini...
Tuhaaaaaaaaaan, aku berteriak...
Inginku satu saja, tak lagi...
Biar i tak menyesal, biar i tak menyesal...
Lalu kamu datang menawarkan sayap rapuh...
Kubilang rapuh, karena tak lekat dipunggungku...
Mungkin salahku tak bisa pedulikan waktu,
Hingga detiknya marah dan merenggut sisa2 ceritaku denganmu...
Sayang, jangan cepat berlalu..
Sedihku karena tak melihat senja hari ini,
Cukup, tak ingin kehilanganmu tuk kesekian kalinya...
I mengalah, mungkin ini yang ingin kamu berikan untukku...
Cinta yang terlalu sempurna, hingga tanganku memerah menahan sakit...
Tak sanggup menggenggamnya, dengan tangan kotorku ini...
Maaf...
Senjamu terlalu indah,,,
Walau tanpa vermilionku...
Laksana putaran jingga yang semakin berpendar di barat...
Hanya bisa tersenyum memandangi tiap jejak langkah yang tertinggal kemarin
Memandang tiap penggal kenangan yang kuikat dengan senyuman...'
Ah...
Kali ini putarannya menyeruak pelangiku...
Spektrumku tak memutih akhirnya,
Semoreng kelabu pun hijau mengintip disana-sini...
Kenapa waktu lupa setiap detiknya tuhan?
Kadang ingin kurobek tiap jeda cerita yang terpisah dengan nama kemarin...
Sepertinya terlihat lebih indah daripada hari ini,
atau mungkin sekedar perasaanku saja,
Hari ini aku diredam dinginnya hujan yang deras mengguyur..
Melantakan sudut cerita yang susah payah kubangun hari ini...
Tuhaaaaaaaaaan, aku berteriak...
Inginku satu saja, tak lagi...
Biar i tak menyesal, biar i tak menyesal...
Lalu kamu datang menawarkan sayap rapuh...
Kubilang rapuh, karena tak lekat dipunggungku...
Mungkin salahku tak bisa pedulikan waktu,
Hingga detiknya marah dan merenggut sisa2 ceritaku denganmu...
Sayang, jangan cepat berlalu..
Sedihku karena tak melihat senja hari ini,
Cukup, tak ingin kehilanganmu tuk kesekian kalinya...
I mengalah, mungkin ini yang ingin kamu berikan untukku...
Cinta yang terlalu sempurna, hingga tanganku memerah menahan sakit...
Tak sanggup menggenggamnya, dengan tangan kotorku ini...
Maaf...
Senjamu terlalu indah,,,
Walau tanpa vermilionku...